Televisi terbagi menjadi 3, yaitu :
- Televisi Publik contohnya, TVRI
- Televisi Komersil contohnya, RCTI, INDOSIAR, TRANS TV, SCTV,
- Televisi Komunitas contohnya, Jak TV, B channel, DAAI,
Kita tahu bahwa tidak semua tayangan di televisi itu baik.
kenapa ya??
ternyata industri pertelevisian di Indonesia khususnya televisi komersil/swasta hanya mengincar 3 tujuan :
- Profit
- Rating
- "Me Too" alias kejar tayang
Sudah tentu, karena semua perusahaan pasti menginginkan keuntungan sebesar-besarnya untuk mencukupi segala keperluannya.
RATING
rating adalah seberapa banyak pemirsa yang menonton acara di sebuah saluran televisi. Dikatakan acara tersebut ber-rating tinggi apabila semakin banyak iklan yang tayang di acara tersebut. semakin buruk rating di acara tersebut semakin cepat pula atau bahkan langsung dihentikannya acara tersebut tanpa harus menunggu sampai episode terakhir. dan sejurus dengan rating terendah, acara dengan rating tertinggi juga tentunya akan menambah jumlah episode, meskipun sebenarnya episode dalam sinetron (contohnya) tersebut sudah selesai.
Rating ditentukan oleh banyaknya iklan yang mucul dalam tiap segmen, setiap iklan yang muncul dari satu segmen ke segmen yang lainnya punya durasi 30 detik atau biasa disebut 1 spot. Uang yang harus dibayar pihak iklan untuk tampil di acara tersebut tiap 1 spot sekitar 30-40 juta
1 spot = 30 detik = 30-40 juta
.
coba kita hitung apabila tiap episode sebuah sinetron mempunyai iklan 10kali berarti ada 10 spot dikali 30-40 juta
10 spot = 10 x 30-40 juta = 300-400 juta
angka yang fantastis bukan, ini baru per 1 episode, bagaimana jika sebuah sinetron memiliki 200episode, sebuah stasiun tv bisa meraup keuntungan hingga 6-8miliar. ini baru 1 acara tv, bagaimana dengan acara yang lain yang terdapat di saluran tersebut. bagaimana tidak disebut super-kaya para pimpinan sebuah stasiun tv yang terkemuka.
"ME TOO" alias Kejar Tayang
dari rating yang tadi sudah dijabarkan kita tahu iklan itu diantara segmen 1 dengan segmen 2. nah kumpulan beberapa segmen ini baru disebut dengan episode. coba kita pikirkan, apabila ada sebuah sinetron yang setiap hari tampil di tv. berarti tiap hari sebuah rumah produksi film harus memenuhi target 1 episode. bagaimana pihak saluran tv akan memilah apakah tayangan ini baik dan itu tidak baik. saking kejar tayangnya, seorang kurir sebuah rumah produksi film harus berlari-lari mengejar waktu karena ia membawa film segmen ke 5 yang segmen ke 4 nya sudah diputar detik itu juga di studio televisi. inilah wajah pertelevisian Indonesia. Betapa susahnya mencari channel bermutu jika semua acarnya kejar tayang.
Jadi, apa yang harus kita lakukan?
- Be Literate
sadari bahwa tiap informasi yang kita dapat dari televisi itu belum tentu baik. jadi jangan hanya menikmati tayangan di televisi tapi mencoba membandingkan dengan logika dan norma2 yang berlaku, setiap adegan yang ditayangkan di TV
- Belajarlah selain di TV
Banyak hal yang bisa kita lakukan selain menonton TV. Belajarlah keluar, ke dunia yang sesungguhnya. Jangan hanya berkutat di depan TV. kita hanya tahu teori, tapi tidak dapat mempraktekannya.
- Jauhi TV
Maksudnya, jangan tiap ada waktu luang kita habiskan di depan TV. let's chance dengan sebuah karya. Hidup pemuda adalah untuk BERKARYA
- Buat Lingkungan kita "Melek Media"
Pengaruhi lingkungan di sekitar kita, agar mengetahui bahwa setiap tayangan di TV seharusnya kita saring terlebih dahulu jangan hanya dinikmati. diskusi bersama mereka mana tayangan tv yang bermanfaat dan tayangan yang tidak bermanfaat.
- Selektif & Membatasi waktu menonton TV
bisa kita laporkan ke KPI (Komisi Penyiaran Indonesia)
SMS Pengaduan : 081213070000
Website : www.kpi.go.id
sumber : KISPI FSI FISIP UI oleh Nina Mutmainnah Armando (wakil ketua KPI) & Yasir Mukhtar fisip'08
www.google.com
www.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar